Komunikasi Bisnis#
100 Majas
Nama Kelompok:
- Algana Prabandaru
- Jerry Anggoro Kasih
- Hamzah Sepryant
- Rohmad Hidayatulloh
3SA02
A . NOVEL THE HUNGER GAMES
1. Jemariku
terulur. (page:9)
2. Wajah
Prim sesegar tetesan hujan. (page:9)
3. Wajah
Prim semanis bunga Primrose (page:9)
4. Warna
matanya seperti ketela busuk (page:9)
5. Buku-buku
tangan yang bengkak (page:11)
6. Rasa
pahit-manis yang tajam meledak di lidahku (page:15)
7. Kami
tidur dengan perut berkeruyuk (page:17)
8. Menutup
daun jendela mereka (page:18)
9. Terpana
tak kuasa bergerak ketika nama yang disebutkan memantul-mantul dalam tengkorak
ku (page:29)
10. Dalam
kepedihan yang berlipat ganda (page:35)
11. Terkunci
dalam semacam dunia kesedihan yang kelam (page:36)
12. Rumah
komunitas akan menghancurkan Prim seperti serangga yang remuk (page:36)
13. Hujan
deras sedingin es menghantam bumi dengan bengis (page:37)
14. Tanganku
sudah kosong kehabisan harapan (page:38)
15. Udara
hangat yang manis (page: 41)
16. Awan-awan
empuk (page: 41)
17. Matanya
berkaca-kaca (page: 44)
18. Sementara
kamera televise melahap wajah kami bulat-bulat (page: 51)
19. Kata-kata
yang terpotong (page: 72)
20. Menyerap
pemandangan setiap jengkal tubuhku dengan matanya (page:75)
21. Meskipun
matahari berselimut awan (page:76)
22. Menyisiri
hutan (page:77)
23. Kata
Cinna dengan pikiran mengawang (page:79)
24. Semua
orang di pompa semangat berlebihan (page:79)
25. Percikan
harapan (page:82)
26. Kulemparkan
ciuman kepada khalayak ramai (page:82)
27. Rambut
seputih kertas (page:83)
28. Music
berakhir dengan letupan riang (page:83)
29. Elevator
disana gelapdan berderit dengan gerakan selamban siput (page:85)
30. Baunya
seperti susu basi (page:85)
31. Selamat
dari pertumpahan darah (page:166)
B . NOVEL AUTUMN ONCE MORE
1. Aku bisa merasakan
jantungku jatuh ke lantai.
2. Membuat
detak jantungku menggila.
3. Hatiku
lumer tidak berbentuk lagi.
4. Mencium
aroma tubuhnya.
5. Tapi
sebaliknya dia datang langsung bikin gempar dunia Rachel.
Matanya berubah jadi
warna laut.
C . NOVEL PERCY JACKSON ‘THE LIGHTNING THIEF’
1. Mata ibu langsung berkaca-kaca.
2. Ibuku menatap lidah-lidah api.
3. ‘Percy’ katanya sambil berteriak, agar
suaranya bisa mengalahkan suara hujan.
4. Aku membeku, memandang Grover.
5. Kekuatan
pun membakar kaki dan tangan ku.
6. Kepalaku terasa seperti akan pecah.
7. Terasa olehku racun maut yang berpacu di dada.
8. Aku
meraihnya, tetapi menyadari bahwa tanganku layu sampai tulang.
9. Tak ada suara, tetapi sejernih Krista
10. Pertanyaannya menghantam perutku seperti
lemparan bola.
11. Ranselku seberat satu ton sekarang.
12. Begitu aku mengatakannya, aku ingin sekali
menjahit mulutku.
13. Aku bisa menduga bahwa benaknya berpacu sejuta
kilometer per jam.
14. Berat
di ranselku, seperti bola bowling.
15. Aku
terdiam seribu bahasa.
16. Hati
bahkan lebih berat ketika melihat ibuku.
17. Api menari-nari disepanjang tepi atas
kacamatanya.
18. Pedangnya berkilauan seperti api tertimpa cahaya
matahari.
19. Indraku bekerja lembur.
NOVEL-NOVEL LAIN
1.
Tahun-tahun yang berlumur peluh dan banjir rencana.."
(Percakapan di sebuah jembatan - madre by Dewi Lestari).
2.
Sepasang roti pertama kuselipkan selembar keju, pasangan
kedua kutamploki telur mata sapi mulus yang dimasak.." (Menunggu
layang-layang - madre by Dewi Lestari)
3.
Hubunganku dengan starla ibarat ritual minum jamu pahit yang
ditutup dengan segelas mungil air gula."
(Menunggu layang-layang - madre by Dewi Lestari)
4.
Burung tak sempat bertanya, apakah
dirinya merdu.." (Perempuan dan rahasia - madre by Dewi Lestari)
5.
Perjalananku kelak hanyalah
daru perutku menuju dekapanku.." (Rimba amniotik - madre by Dewi Lestari)
6.
tidak demikina dengan
pikiranya yang sibuk mencari,.." (Kesatria, putri dan bintang jatuh by
Dewi Lestari)
7.
Rana tidak keberatan
memiliki hati dingin tanpa api" (Kesatria, putri dan bintang jatuh by Dewi
Lestari)
8.
Langsing, sampai ada yang
tipisnya seperti bersaing dengan talenan roti." (Kesatria, putri dan
bintang jatuh by Dewi Lestari)
9.
Menyerang titik lemah naluri
keibuan yang bertetangga akrab dengan naluri pemborosan." (Petir by Dewi
Lestari)
10. Ukuran mulutnya memang extra luas. Kalau jadi kolam renang,
ini dia standar Olimpiade". (petir by Dewi Lestari)
11. Awan hitam yang menggantung sejak dini hari akhirnya tumpah
menjadi hujan lebat" (madre by Dewi Lestari)
12. Seolah aku ini anak tumbuhan yang bisa cari makan sendiri
tanpa diurusi." (Madre by Dewi Lestari)
13. Pak Hadi terus mengoceh seperti tak mendengar
pertanyaanku" (madre by Dewi Lestari)
14. Sesuatu dalam suaranya, yang berubah sejuk dan tak lagi
kering.." (Madre by Dewi Lestari)
15. Namun tiupan angin ini seolah hendak mengupas dagingmu,
merontokan tulangmu.." (Have you ever? - madre by Dewi Lestari)
16. kakiku di ikat urusan Wijaya Elektronik. Usaha yang
sebenarnya telah lama wafat." (Petir by Dewi Lestari)
17. Hati dapat berdenting membentuk harmoni mayor sempurna yang
manis di kuping tanpa perlu membuka suara atau memetik gitar." (Akar by
Dewi Lestari)
18. Laki-laki itu mendekat, begitu pasti seperti laju kereta api
menuju stasiun tempat memuntahkan isi lambung." (Akar by Dewi Lestari)
19. Manusia yang selalu
hidup di benang perbatasan antara waras dan gila.."(Akar by Dewi Lestari)
20. Ia tau sejarah. Ia membuka mata terhadap dunia." (Akar
by Dewi Lestari)
21. Suara gitar listrik meraung bising seperti atap seng diamuk
angin." (Akar by Dewi Lestari)
22. Aku melayang. Sempurna seperti Superman." (Akar by Dewi
Lestari)
23. Walau dengan otak
berkabut sehabis minum Cap Tikus, mereka masih berusaha mencerna petuah-petuah
Bong.." (Akar by Dewi Lestari)
24. Terkaadang, kau
temukan mutiara dalam lumpur ketika melihat seorang Bong berkata dengan suara
bergetar." (Akar by Dewi Lestari)
25. Sorotan matanya
setajam lembing menukik.." (Akar by Dewi Lestari)
26. Air mata dan keringat
dingin banjir jadi satu" (Akar by Dewi Lestari)
27. Badan ini kayak dilem
di tembok, nggak bisa bicara, rahang kejang." (Akar by Dewi Lestari)
28. Akhirnya, saya
meletus, meraung-raung, histeris, roboh, kejang-kejang, ngompol dan berak
dicelana, sampai akhirnya pingsan." (Akar by Dewi Lestari)
29. Keriput muka Guru
Liong berlarik halus seperti kertas crepe yang meruntai runtai di pesta ulang
tahunku yang kesebelas.." (Akar by Dewi Lestari)
30. Aku memberanikan diri
untuk menyentuh muka orang itu, manusia yang selalu memayungiku seperti
langit." (Akar by Dewi Lestari)
31. Menjemput matahari
setiap pagi dan mengantarkanya pulang setiap sore." (Akar by Dewi Lestari)
32. fenomena aneh yang
kualami selama di wihara menguap hilang pelan-pelan. (Akar by Dewi Lestari)
33. Setiap kali
kusongsong terbitnya matahari, sesuatu dalam tubuhku seperti terkupas."
(Akar by Dewi Lestari)
34. Kurus kering,
bahunya melengkung kedalam seperti tapal kuda.." (Akar by Dewi Lestari)
35. Langit jakarta
menyelimuti kita dengan racun, kata orang-orang." (Akar by Dewi Lestari)
36. Bahasa Melayu-nya
lancar bak berondongan peluru senapan otomatis.." (Akar by Dewi Lestari)
37. Mikey dan geng
surfer-nya senang menaklukan ombak, seolah ombak laut itu binatang buruan macam
singa laut.." (Akar by Dewi Lestari)
38. Dan, dua perempuan
di kamar kami, Robin dan Yvonne, mengapresiasikan Kell bak lukisan
Monalisa." (Akar by Dewi Lestari)
39. sebuah senyum aneh
mengembang di wajah Kell." (Akar by Dewi Lestari)
40. Mereka menghujani
Kell dengan tanda tanya.." (Akar by Dewi Lestari)
41. Setiap potong kata dari mulutnya
menjadi semakin dinanti.." (Akar by Dewi Lestari)
42. Fokusnya pun berpulang kepadaku yang menanti dengan
pergelangan dibasahi alkohol." (Akar by Dewi Lestari)
43. Telah kubelah Thailand ke arah timur laut menembus
Laos, hanya untuk berputar lagi ke perbatasan Laos-Thailand" (Akar by Dewi
Lestari)
44. Pagi sampai sore kami
dipanggang oleh terik matahari.." (Akar by Dewi Lestari)
45. Kini, aku menjadi salah satu ikan asin yang menjemurkan diri
dan tertidur siang disana." (Akar by Dewi Lestari)
46. Trisna berkobar dalam api dan aku menanggapinya dengan jadi
abu." (Akar by Dewi Lestari)
47. bangkai pun bakal balik bernyawa dengan goncangan segila
ini." (Akar by Dewi Lestari)
48. Gelap meniti turun mengambili cahaya satu demi satu.."
(Akar by Dewi Lestari)
49. Mengalah pada waktu yang terasa membengkak dan membungkam
mulut kami" (Akar by Dewi Lestari)
50. kudengar suara tembakan. Satu kali. Dua kali. Keduanya sama sayup
sekaligus garang merobek jantung." (Akar by Dewi Lestari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar