Minggu, 25 November 2012


Tugas Softskill - Ilmu Sosial Dasar
Cara mengendalikan ego/emosional

Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
Aspek emosi
 Terdapat aspek emosi yang fundamental yang harus dipertimbangkan, diantaranya:

Biologi emosi

Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.

Intensitas

Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian menjadi penyebab perbedaan tersebut.<emosi/> Pada saat lain, perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Frekuesi dan durasi
Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.

Rasionalitas dan emosi

Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar. Dalam suatu organisasi, kunci pengambilan keputusan yang baik adalah menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.

 

Fungsi emosi

Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena ‘memotivasi’ orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup –tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku. Emosi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. manusia lain.

Klasifikasi Emosi

Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negative . Emosi-emosi positif -seperti rasa gembira dan rasa syukur- mengekspresikan sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan, sedangkan emosi-emosi negatif -seperti rasa marah atau rasa bersalah- mengekspresikan sebaliknya. Emosi tidak dapat netral, karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional .

Emosi adalah sesuatu hal yang biasa terjadi di dalam setiap diri manusia. Dalam keadaan tertentu kita kadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri di mana banyak hal yang sangat membuat kita ingin marah dan berontak terhadap sesuatu hal yang membuat kita ingin marah. Semua itu timbul karena emosi yaitu perasaan yang timbul dalam diri kita sendiri secara alami itu bisa berupa amarah, sedih, senang, benci, cinta, bosan, dan sebagainya yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami.Berbicara soal emosi maka kita harus tahu kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuan manusia untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain), mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres dan keadaan yang melanda kita. Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri sendiri dan mengendalikan dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.     
setiap masalah pasti selalu dapat diselesaikan, bahkan banyak cara untuk menyelesaikan suatu masalah. Masalah yang sedang Anda alami saat ini sebenarnya dapat diatasi dengan mudah, karena Anda sudah menyadari masalah tersebut. Sebagian orang terkadang merasa nyaman dan tidak sadar dengan kesulitannya dalam mengendalikan emosi dan amarah, namun Anda sudah merasa menyesal dan depresi dengan masalah anda tersebut. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan setidaknya untuk mengendalikan emosi dan ego kita:
  • Mengenali diri kita sendiri dan mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan dan di rasakan oleh kita apakah marah, senang, sedih atau hal lainnya.
  • Memahami dampak dari emosi yang timbul dari diri kita sendiri apakah itu berdampak negatif atau positif ??? Jika kita dapat memahami dampak dari emosi yang timbul itu maka kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi dari emosi yang ada tersebut. Jadi emosi hanyalah awal dari respon manusia dalam sebuah peristiwa atau kejadian. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan.
  • Tenangkan dan buang emosi negatif yang timbul dan berpikirlah secara netral dan lebih berpikir ke dampak dari pelampiasan emosi negatif itu sendiri. Sadarilah hidup kita tidak sendiri dan masih banyak orang lain di sekitar kita dan buang ego mu.
  • Berpikirlah dari sudut orang yang terkena dampak dari emosi dan ego kita dan kita bisa melihat mengapa orang itu bertindak seperti itu, tenangkan dan berpikirlah secara dingin untuk menangani hal seperti ini
  • Berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita bisa berhasil menangani emosi ini sebelumnya dan dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya.
  • Lakukan terus dan ingatlah kegagalan adalah pengalaman terbaik di mana kita bisa belajar untuk menutupi kekurangan yang ada dalam kita sendiri dan itu adalah kemampuan kita dalam mengelola emosi, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. Dan sadarilah bahwa hidup masih panjang dan kita masih membutuhkan orang lain dalam hidup kita. Ingat anda bukan siapa siapa.
  •  Mulailah dengan membangun suatu pikiran positif bahwa hal-hal yang positif berasal atau disebabkan dari dalam diri anda. Mulailah meyakini diri Anda bahwa Anda adalah orang yang memiliki sifat positif seperti tenang, sabar, dan tidak mudah marah. Keyakinan ini harus ditanamkan dalam diri Anda, karena kalau Anda terlalu depresi dan menyalahkan diri terhadap segala sesuatu yang sudah terjadi, mungkin kemarahan Anda tidak lagi dapat dikendalikan. Dalam membangun keyakinan tersebut mungkin tidak dapat dilakukan secara langsung tetapi bertahap hingga Anda mampu untuk mengendalikan emosi, bersikap tenang dan sabar. Menahan atau mengendalikan rasa marah membutuhkan tekad dan usaha yang kuat. Itu sebabnya Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya bersabda: “ Orang yang kuat itu bukanlah karena bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang dapat menguasai diri saat marah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban.)
  • Kemudian Anda juga sering merasakan penyesalan atas tindakan-tindakan emosional yang Anda lakukan, namun penyesalan tersebut adalah sesuatu yang datangnya terlambat. Saat ini yang diperlukan adalah sebuah kesadaran, yaitu suatu pemikiran sebelum seseorang bertindak. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan sebuah reminder / pengingat. Banyak hal yang dapat dijadikan pengingat. Anda dapat meminta bantuan teman/rekan Anda agar selalu mengingatkan saat Anda sedang emosi. Lalu Anda juga bisa menuliskan hal-hal yang dapat mengingatkan Anda seperti kata-kata ”sabar”, ”berpikir positif”, ”tenang” dan semacamnya yang mampu membuat Anda mengendalikan emosi. Tempel tulisan tersebut pada tempat-tempat yang stategis seperti pada meja kerja, buku, kalender dan tempat lainnya.
  • Cobalah direnungkan tentang apa yang dirasakan orang lain ketika Anda marah. Bayangkan jika yang dimarahi itu Anda. Merasakan apa yang orang lain rasakan (empati) bisa membuat Anda berpikir ulang sebelum meluapkan emosi dan kemarahan Anda.
  •  Cobalah juga untuk mencurahkan perasaan Anda kepada orang-orang yang dapat dipercaya. Emosi yang menumpuk sangat tidak baik bagi diri dan orang lain. Bila emosi dan kemarahan tersebut dibiarkan terlalu lama maka kemarahan Anda bisa di luar batas hingga dapat merugikan Anda dan orang lain. Dengan menceritakan masalah yang sedang Anda hadapi maka kemarahan Anda dapat lebih mereda dan beban masalah tersebut juga menjadi berkurang.
  •  Cara lain untuk manahan amarah adalah berwudhu. Dalam hadis yang lain. Diriwayatkan oleh Abu Wa’il, ia berkata,” Suatu kali, kami berada bersama Urwah bin Muhammad. Lalu muncul seseorang yang berbicara dengannya sehingga membuatnya marah besar. Urwah kemudian bangkit dan berwudhu’. Kemudian ia kembali lagi sambil berkata,” ayahku mengabarkan kepadaku, dari kakekku, Athiyah (seorang sahabat), dia berkata, Rasulullah saw bersabda,” Sesungguhnya amarah itu berasal dari setan, dan sesungguhnya setan itu diciptakan dari api. Api hanya bisa dipadamkan dengan air. Maka jika salah seorang di antara kalian marah, hendaknya berwudhu’. (Hadis riwayat Abu daud, Ahmad dan al Baghawi.)
Berpikir positif menjadi kata kuncinya. Mengelola ego menjadi caranya. Dengan begitu, Anda pun bisa mengklarifikasi keadaan dengan cara lebih positif, dan persepsi orang lain tentang Anda pun akan berubah. Tujuannya bukan semata mengoreksi persepsi yang keliru tentang Anda, tapi orang lain akan memandang Anda jauh lebih positif, dan justru mereka merasa berbuat kesalahan karena telah meremehkan Anda.

Dari sudut reaksinya, ada dua macam emosi
1.Emosi spontanitas
2.Emosi tidak spontanitas
1.Emosi spontanitas
Biasanya dimiliki orang yang berkepribadian reaktif dan berpikiran pendek. Jika ada stimulus dari luar yang dianggapnya merugikan dirinya sendiri, maka muncullah reaksi negatif secara spontan. Reaksi bisa berupa kata-kata ataupun tindakan fisik.
2.Reaksi tidak spontanitas
Biasanya dimiliki orang yang agak rasional. Setelah tahu persoalan maka diapun memberikan reaksi berupa marah. Biasanya bentuknya hanya merupakan kata-kata saja.

Dari sudut efek emosi, ada dua macam efek
1.Efek lama
2.Efek sebentar
1.Efek lama
Pada pribadi yang reaktif atau spontanitas, biasanya emosinya mengendap lama. Dan biasanya akan mengendap berupa rasa dendam. bahkan dendam kesumat. Yang biasanya akan disusul tindakan fisik yang sangat negatif.
2.Efek sebentar
Dimiliki orang yang agak rasional. Sehingga sebentar saja dia mampu melupakan persoalan atau masalah yang dianggap tidak terlalu penting. Tidak ada rasa dendam yang mengendap terlalu lama.

Pengendalian diri
Ada baiknya tiap orang belajar mengendalikan diri dalam arti mengendalikan emosi negatif. Secara cepat harus memahami hakekat dari masalah yang dihadapi.Secara cepat harus berhitung apa untung ruginya. Boleh saja marah, tetapi tak perlu mengucapkan kata-kata kotor apalagi tindakan fisik.

Amarah adalah angin yang memadamkan cahaya lentera yang menerangi pikiran. -Robert Green Ingersoll .
Salah satu perkataan dari Robert Green Ingersoll yang menyatakan bahwa amarah adalah angin yang memadamkan cahaya lentera yang menerangi pikiran. Hal ini menerangkan bahwa jika kita dalam keadaan marah, maka kemarahan tersebut dapat mengalahkan sifat-sifat positif kita yang ada dalam diri kita.  Maka dari itu kita harus membiasakan diri untuk bersikap tenang, sabar, dan tidak berpikir pendek agar amarah yang berada di dalam diri kita tidak menjadi semakin besar.
Perasaan juga salah satu hal yang penting dalam mengendalikan emosi kita. Perasaan – perasaan yang dialami seseorang umumnya bersumber dari pikiran.
Ketika seseorang berpikiran negatif perasaan orang tersebut cenderung menjadi negatif. Sebaliknya ketika seseorang berpikiran positif, perasaan orang tersebut cenderung positif.
Jadi mengendalikan pikiran adalah langkah pertama untuk mengendalikan perasaan. Biasakanlah memberi kesempatan kepada pikiran untuk mengambil keputusan
Semakin seseorang mahir menyerahkan keputusan kepada pikiran, maka semakin sehat emosinya. Itu adalah kondisi ideal dimana akal yang mengendalikan perasaan, bukan perasaan yang mengendalikan akal.
Emosi negatif adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam diri seseorang.
Ketika suasana hati menjadi tidak nyaman, cobalah menerangkan dengan berdoa, menemui sahabat untuk berbagi perasaan (Curhat), beristirahat, mendengarkan musik atau apa saja yang disukai. Pertanyakanlah dengan kritis perasaan-perasaan negatif yang dirasakan.
Misalnya, apakah masalahnya terlalu berbahaya sehingga seseorang ketakutan? Atau apakah masalahnya begitu gawat sehingga seseorang harus marah besar?

Kendalikan reaksi anda terhadap situasi yang tidak menyenangkan. Misalnya ketika ada yang menyalip motor dengan tiba-tiba, anda bisa memilih untuk marah atau memilih tetap tenang yang pertama bisa membuat anda jadi orang yang reaktif dan emosional, tapi yang kedua mengajarkan anda menguasai diri dengan baik.
Perasaan bukanlah masalah benar atau salah. Manusiawi sekali-sekali memiliki perasaan takut, marah, sedih dan kecewa. Yang penting kita tidak larut dalam perasaan-perasaan negatif itu dan tidak mengambil keputusan-keputusan penting di saat suasana hati sedang kacau.
perasaan yang negatif dan suasana hati yang buruk bisa jua disebabkan oleh kondisi tubuh yang tidak sehat.
Kita bisa saja merasa “BETE” ketika film, stress, kurang flu, stress, kurang tidur, capek dan sebagainya. Kita tidak perlu mencemaskan perasaan-perasaan yang tidak nyaman dan bersifat sementara tersebut, sering kalilah melakukan tindakan-tindakan sederhana yang bisa mengubah suasana hati.
Hidupkanlah perasaan-perasaan yang menyenangkan sesering mungkin termasuk untuk hal-hal yang kita inginkan tercapai atau terjadi.
Misalnya: perasaan gembira ketika anak kita akan di wisuda ketika mendapatkan hadiah, ketika akan bertemu dengan seseorang yang dicintai atau dinanti, ini adalah salah satu cara mengerahkan emosi untuk membantu mewujudkan impian menjadi kenyataan. Belajarlah mengucap syukur dalam segala keadaan. Hati yang penuh dengan ucapan syukur akan membuat hidup lebih ringan, pikiran lebih jernih dan perasaan lebih nyaman. Sehingga mengendalikan perasaan bukan lagi beban yang berat.
Berhenti dan berpikir sebelum bereaksi.
Fokuskan pikiran anda, sebelum anda berbicara jauh dalam omelan. Karena Seringkali, ketika seseorang sedang marah, mulut berbicara jauh tak terkontrol sebelum sebelum kita berfikir tenang. sebuah kata bijak : Orang-orang cerdas berpikir sebelum mereka berbicara.” .Kemarahan (emosi) datang dengan mudah, berpikir positif dan tenang adalah kunci untuk manajemenkemarahan. anda perlu belajar menunda respon anda (sabar).
Thomas Jefferson pernah berkata, “Jika kamu marah, hitung sampai 10. Jika Anda sangat marah, hitung sampai 100 “Dan selama waktu yang ingin Anda tanyakan pada diri sendiri tiga pertanyaan.Mengapa saya marah? Apakah saya takut? Apakah saya sakit? Apakah saya frustrasi? Apa masalahsebenarnya di sini?
STOP !! hilangkan rasa keinginan membalas dendam ketika emosi datang dari seseorang. Dengan dendam apa yang anda inginkan tak akan mungkin tercapai, Bahkan, biasanya membawa Anda lebih jauh dari apa yang Anda inginkan. Nabi Muhammad SAW pada saat di Hina, Dicaci “Beliau Tetap Sabar” .
Anda mungkin berpikir Anda tidak bisa meledakan emosi, tetapi Anda bisa! Kemarahan adalah sebuah pilihan. Anda marah karena Anda ingin marah. Rasanya baik untuk marah. Anda merespon bagaimana Anda memilih untuk merespon. Karena Anda punya pilihan, memilih untuk menunggu sebelum bereaksi! .
Berdoa Kepada Tuhan (Allah SWT) .
Yang paling penting, Anda perlu pertolongan Tuhan untuk mengatasi kemarahan. Mintalah kepadanya untuk diberikan kasih, sukacita, damai, dan kesabaran . Kemarahan hanya lampu peringatan untuk masalah yang lebih dalam - apakah itu frustrasi, rasa tidak aman, atau sesuatu yang lain. Karena Allah ingin menunjukan Anda sesuatu hal melalui Problem anda saat ini.
                                                       
Anda tentu setuju bahwa emosi adalah wajar dalam hidup manusia dan sudah menyatu dalam diri setiap insan. Tanpa emosi hidup akan menjadi tawar dan membosankan. Namun emosi ibarat air. Ia sangat dibutuhkan dalam jumlah tertentu, tetapi bila tidak terkendali, air bisa berbahaya dan merusakkan, menghanyutkan bahkan menghancurkan segalanya.
Menurut Tjiptadinata Effendi dalam Buku Esoterik Teknik Menyerap Kekuatan Alam Semesta, menyebutkan bahwa emosi yang meledak-ledak menyebabkan jiwa kita menjadi labil. Bahkan tidak jarang jiwa yang labil dan emosi yang tidak terkendali membawa dampak yang sangat buruk tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang yang dekat sama kita.
Emosi yang meledak-ledak akan berdampak negative pada tubuh fisik. Lihat saja emosi bisa menjadi pemicu terjadinya hipertensi atau ketidakstabilan tekanan darah. Dalam tingkat lanjut gejolak emosional yang berlarut-larut akan menyebabkan terjadinya ritme jantung yang pada akhirnya berdampak terjadinya gangguan jantung. Bisa juga terjadinya iritasi lambung, kehilangan konsentrasi yang akhirnya menyebabkan sakit maag dari banyaknya asam lambung.

Kesimpulan
Emosi adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis, seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan dan kecintaan. Dalam bahasa keseharian, kata emosi sering diidentikkan dengan marah. Padahal, sebenarnya makna emosi cakupannya lebih luas. Sedangkan marah adalah bagian dari emosi itu sendiri.
Emosi seseorang tidak dapat dihilangkan, tetapi perlu adanya pengarahan dan pengendalian. Sehingga, menjadikannya dalam keadaan yang seimbang. Tidak berkobar dalam setiap waktu, dan tidak bergejolak dengan sebab-sebab yang tidak dibenarkan. Ketika seseorang emosi, jiwanya akan bergejolak.
Hal ini akan mempengaruhi perilakunya, baik bersifat negatif atau positif. Emosi yang tidak terkendali dapat menyebabkan lemahnya daya fikir, tidak optimalnya fungsi akal, pengambilan keputusan yang tidak matang, membangkitkan permusuhan, dan sebagainya. Yang pasti, akan berakhir dengan penyesalan.
Karena itulah kita harus berusaha mengendalikan emosi kita. Memang tidak mudah, tapi jika kita membiasakan diri untuk mengendalikannya pasti kita bisa mengendalikan emosi tersebut agar emosi tersebut tidak menimbulkan hal-hal yang negative.






Referensi:
http://www.rumaisha.com/adab-akhlak-dan-perilaku/462-bagaimana-mengendalikan-emosi-anda.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar